..




.

Friday, November 26, 2010

Perkembangan Sosial Emosi Pada Masa Prenatal Hingga Usia Sekolah

Perkembangan Sosial Emosi Anak
Aspek perkembangan anak dapat dibagi menjadi 3 bagian: pertama perkembangan fisik anak, kedua perkembangan otak (kognitif), ketiga perkembangan psikososial. Kali ini yang akan dibahas adalah perkembangan anak dari segi psikososial (berdasarkan teori Erik Erikson). Tahap psikososial ini merupakan tahap perkembangan yang dipengaruhi oleh faktor sosial dan kultur. Seorang anak harus melewati tahapan perkembangan psikososial ini secara urut dan masing-masing tahapan harus diselesaikan dengan baik.
Teori Erikson yang dikenal sebagai teori psikososial berpandangan bahwa sumber utama perkembangan anak adalah ego dalam interaksinya dengan lingkungan sekitarnya, mengingat keluarga adalah lingkungan yang langsung dan pertama. Menurut Erikson, tahapan perkembangan tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan asumsi bahwa
 Anak dilahirkan dengan kecenderungan baik
 Faktor lingkungan berperan utama dalam perkembangan anak
 Anak berperan aktif dalam proses perkembangannya
 Perkembangan berjalan dalam tahapan menurut umur; dan
 Tahapan perkembangan umumnya sama untuk semua anak
Menurut keyakinan tradisional sebagian manusia dilahirkan dengan sifat sosial dan sebagian tidak. Orang yang lebih banyak merenungi diri sendiri daripada bersama-sama dengan orang lain, atau mereka yang bersifat sosial pikirannya lebih banyak tertuju pada hal-hal diluar dirinya, secara ‘alamiah’ memang sudah bersifat demikian, atau karena faktor keturunan. Juga orang yang menentang masyarakat yaitu orang yang anti sosial.
1. Mulainya Perilaku Sosial
Pada waktu lahir, bayi tidak suka bergaul dengan orang lain. Selama kebutuhan fisik mereka terpenuhi, mereka tidak mempunyai minat terhadap orang lain. Pada bulan pertama atau kedua sejak bayi dilahirkan, mereka semata-mata bereaksi terhadap rangsangan dilingkungan mereka, terlepas dari apakah asal rangsangan itu manusia atau benda. Sebagai contoh, mereka tidak dapat membedakan dengan jelas antara suara manusia dan suara lainnya. Sosialisasi dalam bentuk perilaku yang suka bergaul dimulai pada bulan ketiga, tatkala bayidapat membedakan antaramanusia dan benda dilingkungan mereka dan mereka bereaksi secara berbeda terhadap keduanya. Pada saat itu otot mereka cukup kuat dan terkoordinasi sehingga memunginkan untuk menatap orang atau benda dan mengikuti gerak orang ataubenda tersebut, dan melihat sasaran itu dengan jelas. Pendengaran mereka juga cukup berkembang sehingga memungkinkan mereka mengenal suara. Akibat dari perkembangan ini, ditinjau dari sudut kematangan, mereka telah siap untuk belajar bermasyarakat.

2. Reaksi Terhadap Orang Dewasa
Reaksi sosial pertama bayi adalah terhadap orang dewasa karena, secara normal, orang dewasa merupakan hubungan sosial pertama bayi. Pada masa bayi menginjak usia tiga bulan, mereka memalingkan muka kearah suara dan tersenyum membalas senyuman atau berketuk. Bayi mengeksperesikan kegembiraan terhadap kehadiran orang lain dengan tersenyum, menyepakkan kaki, atau melambaikan tangan. Senyuman social, atau senyuman sebagai reaksi terhadap orang yang dibedakan dari senyuman reflek yang timbul oleh rabaan pada pipi atau bibir bayi, dipandang sebagai awal perkembangan sosial.
Pada bulan ketiga, bayi menangis ketika ditinggalkan sendiri dan mereka berhenti menangis jika diajak berbicara atau dialihkan perhatiannya dengan suara gemerincing atau bunyi alat lainnya. Bayi mengenal ibunya dan orang-orang dekat lainnya dan menunjukkan rasa takut terhadap orang dewasa yang dikenal dengan menangis atau memalingkan muka.
Pada bulan keempat, bayi melakukan penyesuaian pendahuluan kalau akan diangkat, memperlihatkan perhatian yang selektif terhadap wajah orang, melihat ke arah orang yang meninggalkannya, tersenyum kepada seseorang yang berbicara dengannya, memperlihatkan kegembiraan terhadap perhatian pribadi, dan tertawa bila diajak bermain.
Dari umur lima sampai enam bulan, bayi bereaksi secara berbeda kepada senyuman dan omelan, dan dapat membedakan antara suara yang ramah dan suara yang bernada marah. Bayi mengenal orang yang sudah akrab dengan tersenyum, dan memperlihatkan ekspresi ketakutan yang jelas terhadap kehadiran orang yang tidak dikenal. Pada usia enam bulan, gerak sosial mereka semakin agresif. Sebagai contoh, bayi menarik rambut orang yang membopongnya, mencekau hidung dan kacamatanya, dan meraba wajah orang tersebut.
Pada umur tujuh sampai sembilan bulan, bayi berusaha menirukan suara pembicaraan dan juga menirukan perbuatan dan isyarat yang sederhana. Pada umur 12 bulan, mereka dapat menahan diri untuk melakukan sesuatu sebagai reaksi atas kata-kata, “jangan-jangan!”. Mereka memperlihatkan ketakutan dan ketidaksukaan kepada orang yang tidak dikenal dengan menghindar dan menangis jika ada orang yang tidak dikenal mendekati mereka. Dari umur 15 bulan, bayi memperlihatkan minat yang semakin bertambah terhadap orang dewasa dan keinginan yang kuat untuk berada bersama atau menirukan mereka. Pada umur dua tahun, mereka dapat bekerja sama dengan orang dewasa dalam sejumlah aktivitas sederhana, seperti membantu ketika dimandikan atau dikenakan baju.
Dengan demikian, jelas bahwa dalam jangka waktu yang relatif pendek bayi berubah dari anggota kelompok yang pasif, yang menerima perhatian lebih banyak dan memberikan sedikit sebagai balasannya,menjadi anggota yang aktif yang memprakarsai hubungan sosial dan berpartisipasi dalam aktivitas keluarga. Mereka telah melewati masa tidak suka bergaul dan tahap sosial dalam pola perkembangan.

3. Reaksi Terhadap Bayi Lain
Petunjuk pertama yang nyata bahwa bayi memperhatikan bayi lain terjadi antara umur empat dan lima bulan ketika mereka tersenyum kepada bayi lain atau memperlihatkan perhatian pada tangis bayi lain. Hubungan yang ramah diantara bayi biasanya mulai antara umur enam bulan dan delapan bulan yang mencakup melihat, dan meraba bayi lain. Usaha yang sering kali menimbulkan perkelahian. Antara umur sembilan dan 13 bulan, bayi menyelidiki bayi lain dengan cara menarik rambut atau bajunya, menirukan perilaku dan suara bayi lain, dan untuk pertama kalinya memperlihatkan kerja sama dalam penggunaan mainan. Jika sebuah mainan diambil oleh bayi lain, biasanya bayi menjadi marah, berkelahi, dan menangis.
Reaksi sosial terhadap bayi lain dan anak anak, berkembang pesat pada umur dua tahun. Pada umur 12 dan 13 bulan, bayi tersenyum dan tertawa menirukan bayi lain atau anak-anak. Minat mereka berpindah dari mainan ke bayi lain atau anak-anak, perkelahian berkurang dan pada waktu bermain mereka lebih banyak bekerja sama. Pada pertengahan akhir tahun kedua, bayi memandang mainan sebagai alat untuk membina hubungan sosial. Mereka bekerja sama dengan teman bermain, mengubah perilaku untuk menyesuaikan diri dengan aktivitas ke teman bermain, dan melibatkan diri dalam permainan yang sederhana dengan anak-anak kecil atau anak-anak yang lebih tua.

4. Perkembangan Sosial Pada Masa Awal Kanak-Kanak
Dari umur dua sampai enam tahun, anak belajar melakukan hubungan sosial dan bergaul dengan orang-orang di luar lingkungan rumah, terutama dengan anak-anak yang umurnya sebaya. Mereka belajar menyesuaikan diri dan bekerja sama dalam kegiatan bermain. Studi lanjutan tentang kelompok anak melaporkan bahwa sikap dan perilaku sosial yang terbentuk pada usia dini biasanya menetap dan hanya mengalami perubahan sedikit.
Masa kanak-kanak awal sering disebut “usia pragang” (pregang age). Pada masa ini sejumlah hubungan yang dilakukan anak dengan anak-anak lain meningkat dan ini sebagian menentukan bagaimana gerak maju perkembangan sosial mereka. Anak-anak yang mengikuti pendidikan prasekolah, misalnya pendidikan untuk anak sebelum taman kanak-kanak (nursery school), pusat pengasuhan anak pada siang hari (day care center), atau taman kanak-kanak (kindergarden), biasanya mempunyai sejumlah besar hubungan sosial yang telah ditentukan dengan anak-anak yang umurnya sebaya. Anak yang mengikuti pendidikan prasekolah melakukan penyesuain sosial yang lebih baik dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengikuti pendidikan prasekolah. Alasannya adalah mereka dipersiapkan secara lebih baik untuk melakukan partisipasi yang aktif dalam kelompok dibandingkan dengan anak-anak yang aktivitas sosialnya terbatas dengan anggota keluarga dan anak-anak dari lingkungan tetangga terdekat.
Salah satu diantara sejumlah keuntungan pendidikan prasekolah adalah bahwa pusat pendidikan tersebut memberikan pengalaman sosial dibawah bimbingan para guru yang terlatih yang membantu mengembangkan hubungan yang menyenangkan dan berusaha agar anak-anak tidak mendapat perlakuan yang mungkin menyebabkan mereka menghindari hubungan sosial. Akibatnya, semua reaksi negatif kepada anak lain berkurang. Walaupun demikian, reaksi negatif kepada guru kadang-kadang meningkat sedikit setelah anak lebih suka bergaul dengan teman sebaya daripada dengan orang dewasa.
Setiap tahun berganti, anak kecil semakin kurang menggunakan waktunya dengan orang dewasa dan hanya memperoleh kesenangan sedikit dari pergaulan dengan orang dewasa. Pada saat yang sama, minat mereka terhadap teman sepermainan yang berusia sebaya semakin bertambah dan kesenangan yang mereka peroleh dari pergaulan ini semakin kuat. Dengan berkembangnya keinginan terhadap kebebasan, anak-anak mulai melawan otoritas orang dewasa.
Walaupun ingin mandiri, anak-anak masih berusaha memperoleh perhatian dan penerimaan dari orang dewasa. Jika mereka telah memperoleh kepuasan dari perilaku kelekatan pada masa kanak-kanak, mereka akan terus berusaha membina hubungan yang bersahabat dengan orang dewasa, terutama anggota keluarga.

5. Hubungan Dengan Anak Lain
Sebelum usia dua tahun, anak kecil terlibat dalam permainan searah. Meskipun dua atau tiga orang anak bermain di dalam ruangan yang sama dan dengan jenis mainan yang sama, interaksi sosial yang terjadi sangat sedikit. Hubungan mereka terutama terdiri atas meniru atau mengamati satu sama lain atau berusaha mengambil mainan anak lain.
Sejak umur tiga atau empat tahun, anak-anak mulai bermain bersama dalam kelompok, berbicara satu sama lain pada saat bermain, dan memilih dari anak-anak yang hadir siapa yang akan dipilih untuk bermain bersama. Perilaku yang umum dari kelompok ini ialah mengamati satu sama lain, melakukan percakapan, dan memberikan saran lisan.
Studi terhadap anak-anak dalam masa prasekolah telah membuktikan bahwa dengan semakin meningkatnya usia anak, pendekatan yang ramah meningkat dan interaksi permainan semakin berkurang. Tahun demi tahun anak laki-laki semakin melakukan pendekatan yang ramah tetapi juga semakin melakukan pendekatan yang bermusuhan dengan anak lain.


6. Perkembangan Sosial Pada Masa Kanak-Kanak Akhir
Setelah anak memasuki sekolah dan melakukan hubungan yang lebih banyak dengan anak lain dibandingkan dengan ketika masa prasekolah, minat pada kegiatan keluarga berkurang. Pada saat yang sama permainan yang bersifat individual menggantikan permainan kelompok. Karena permainan kelompok membutuhkan sejumlah teman bermain, lingkungan pergaulan sosial anak yang lebih tua secara bertahap bertambah luas. Dengan berubahnya minat bermain, keinginan untuk bergaul dan untuk diterima oleh anak-anak di luar rumah bertambah.
Pada waktu mulai sekolah, anak memasuki “usia gang”, yaitu usia yang pada saat itu kesadaran social berkembang pesat. Menjadi pribadi yang social merupakan salah satu tugas perkembangan yang utama dalam periode ini. Anak menjadi anggota suatu kelompok teman sebaya yang secara bertahap menggantikan keluarga dalam mempengaruhi perilaku. Kelompok teman sebaya didefinisikan oleh Havighurst sebagai suatu “kumpulan orang yang kurang lebih berusia sama yang berfikir dan bertindak bersama-sama”.
Pada masa transisi dari masa kanak-kanak akhir, anak beralih dari satu kelompok kekelompok lain atau dari aktivitas kelompk ke aktivitas individual. Tahap “kelompok yang tidak tetap” menjembatani celah antara usia pragang dan usia gang. Kelompok bermain informal pada masa sekolah awal hanya terdiri atas dua atau tiga anak. Kelompok itu dibentuk untuk melakukan suatu aktivitas bermain yang spesifik dan karenanya bersifat sementara. Aktivitas itu sendiri, yang bukan merupakan persahabatan, merupakan dasar bagi pengorganisasian kelompok. Didalam kelompok, kepemimpinan beralih dari anak yang satu ke anak yang lain, tergantung pada anak mana yang mengambil inisiatif dalam suatu aktivitas tertentu. Pertengkaran singkat banyak terjadi, tetapi hal ini tidak menimbulkan pengaruh yang permanen terhadap susunan kelompok.
Keadaan emosi dalam masa kanak-kanak akhir berbeda dengan masa kanak-kanak awal dalam dua hal yaitu:
1. Macam-macam situasi yang menimbulkan bentuk emosi tertentu.
2. Cara memberikan respon terhadap emosi yang dialaminya itu.
Perubahan-perubahan tersebut di atas disebabkan karena pengalamannya yang lebih luas dan dengan demikian dia mempelajari reaksi-reaksi lain. Oleh karena itu, anak mengetahui bahwa ada cara-cara menyatakan emosi yang tidak disenangi oleh masyarakat. Dan karena ingin disenangi oleh masyarakat, maka dia berusaha untuk tidak memberikan memberikan reaksi-reaksi yang tidak disenangi oleh orang lain.

2 comments:

  1. saya study perkembangan kanak-kanak di institut pendidikan guru kampus Rajang, Sarawak...terima kasih atas infonya ya...

    ReplyDelete
  2. Good. thanks

    ReplyDelete